Maintenance, main-tenis, main-tenan dan beberapa istilah lainnya yang sering kita dengar. Semua istilah tersebut punya arti dan fungsi yang berbeda tergantung dari profesi yang mana yang mengartikan, tapi sebenarnya tujuan nya adalah sama. Kenapa saya mau bahas si Maintenance ini???
Biar ga bingung dan sebelum bahas maintenance saya
mau jelasin terlebih dahulu tempat saya bekerja - Perusahaan yang bergerak di
bidang perkebunan dan penghasil CPO (Crude Palm Oil) atau biasa kita sebut minyak keapa sawit-. CPO??
Iya CPO itu asalnya dari kelapa sawit yang diolah dan menghasilkan beberapa
produk turunan seperti sabun mandi, sabun cuci, kosmetik, margarin, minyak
goreng, dll.
Di perusahaan tempat saya bekerja terdapat 5
divisi utama, diantaranya Tanaman, Pabrik, Teknik, Administrasi, dan SHE
(Safety Health and Environment). Kebetulan saya berada di divisi
Teknik/Engineering yang sangat berkaitan dengan maintenance system yang
sebentar lagi akan saya bahas.
Maintenance secara harfiah kata berarti
perawatan. Apa sih yang dirawat? Kenapa harus dirawat? Gimana caranya ngerawat?
Jawabannya akan saya ulas disini.
Maintenance berarti mencegah terjadinya keausan
dan kerusakan pada komponen yang bererak. Setiap unit yang mempunyai motor
penggerak pasti memiliki umur pakai. Umur pakai tersebut biasanya berupa jam
kerja unit atau dari jarak yang sudah ditempuh unit tersebut. Nah, apabila kita
ingin mempertahankan unit tersebut tetap dalam performa terbaiknya dan sampai
batas umurnya maka wajib kita perhatikan perawatan dari unit tersebut, karena
apabila kita sembarangan dalam menggunakan dan merawat performa unit tersebut
akan berkurang dan mungkin saja tidak sampai umur pakai yang sudah
direncanakan.
Secara umum maintenance terbagi atas 3 bagian
yaitu:
1. Predictive maintenance
Maintenance
jenis ini merupakan kegiatan perawatan yang dilakukan dengan cara mendeteksi
gejala-gejala kerusakan pada komponen unit secara visual dan fungsional. Cara
ini sangat berguna untuk memperkecil terjadinya kerusakan dan penyimpangan pada
komponen unit yang akan berakibat fatal.
Cara
melakukan predictive maintenance ini cukup mudah karena kita hanya perlu
memeriksa komponen utama pada unit apakah komponen utama tersebut bekerja
dengan baik atau tidak. Sebagai contoh setiap harinya kita melakukan
pemeriksaan pada unit Motor Grader di bagian Engine, Transmisi, Hidrolik dan
Electrical. Apabila ada sesuatu yang tidak beres dengan salah satu komponen
tersebut maka bisa kita prediksikan unit Motor Grader ini akan mengalami
breakdown. Dari situlah kita bisa mengambil langkah untuk memulai persiapan
perbaikan.
Tabel MRB (Maintenance Recording Board)
Tabel
predictive maintenance diatas bisa kita update setiap hari setelah kita
melakukan pemeriksaan visual kepada unit-unit kita. Namun apabila ada pekerjaan
yang sangat urgent dan hasli pemeriksaan predictive kita mengindiksikan ada yang
tidak beres di komponen utama, tindakan perbaikan bisa kita skip dahulu dan
biarkan unit menyelesaikan pekerjaannya, setelah itu baru kita menangani
permasalahan tersebut, tentunya dengan persiapan yang sudah kita siapkan dari
hasil predictive maintenance tadi.
2. Preventive Maintenance
Maintenance
jenis ini adalah perawatan yang dilakukan secara berkala dengan jarak waktu
yang sudah ditentukan. Ada 2 bagian dalam preventive maintenance ini, yaitu:
a. P2H (Pelaksanaan Perawatan Harian)
P2H
wajib dilakukan setiap hari oleh operator. Waktu yang tepat dilakukan adalah 1
jam sebelum operator akan melakukan pekerjaan di lapangan. Cara melakukannya
dengan memeriksa komponen-komponen yang akan dirawat sesuai dengan standard
pabrikan. Apabila ditemukan komponen yang tidak standard maka akan dilakukan pembersihan,
pengisian, penyetelan, dan penggantian.
Contoh
yang dilakukan adalah pemeriksaan tangki BBM, carter oli, pembersihan kabin,
pemeriksaan tekanan ban, tingkat level oli, BBM, kekencangan baut-baut pada
unit, dan kesiapan lampu-lampu pada unit.
Format
P2H
b. Perawatan sesuai Hm atau Km
Perawatan
ini terjadwal berdasarkan umur pakai unit tersebut. Di dalam unit terdapat
komponen-komponen yang sering kita sebut sebagai fast moving dan consumable
goods. Komponen-komponen itulah yang sangat sensitive dengan umur pakai unit
dan harus diganti pada saat unit menginjak Hm atau Km tertentu.
Biasanya
pada alat berat dilakukan perawatan setiap kelipatan 250 Hm dan pada kendaraan
setiap 4000 Km. Komponen yang harus diganti pada kelipatan 250 Hm atau 4000 Km
seperti penggantian oli mesin, filter oli, pembersihan air cleaner, steel
valve, dan kekencangan belt. Penggantian yang dilakukan setiap 500 Hm atau 8000
Km seperti oli mesin, filter oli, fiter solar, corrosion resistor. Penggatian
yang dilakukan stiap 1000 Hm atau 16000 Km lebih banyak seperti oli mesin, oli
transmisi, oli final drive, oli tandem drive, oli hidrolik, saringan BBM,
saringan oli, saringan oli hidrolik, dan saringan corrosion.
Perawtan
ini yang mewajibkan kita untuk meramalkan pembelian sparepart fast moving agar
pada saat Hm atau Km tercapai perawatan bisa segera dilakukan.
3. Breakdown maintenance
Maintenance
ini bersifat reactive, artinya dilakukan setelah terjadi kerusakan pada unit
atau setelah unit sudah mengalami breakdown. Jenis maintenance ini tidak
direncanakan seperti maintenance-maintenance sebelumnya karena penyebab
kerusakan dikarenakan tidak adanya perlakuan apa-apa pada komponen unit, tidak
ada data untuk dipelajari dan tidak ada analisa kerusakan sehingga tidak bisa
diramalkan atau diprediksi.
Contoh
kerusakan yang sering terjadi di breakdown maintenance ini adalah spring patah,
Chasis retak/patah, bearing rusak, dll. Meskipun kita bisa tahu penyebab
kerusakan yang terjadi tapi kita tidak bisa memprediksi kapan komponen-komponen
tersebut akan rusak.
Breakdown
maintenance ini sebenarnya tidak diharapkan namun kans terjadinya pasti ada,
terlebih lagi apabila predictive dan preventive maintenance yang kurang
terjdawal pasti akan menyebabkan terjadinya breakdown maintenance.
Ketiga jenis maintenance tersebut adalah
jenis-jenis yang umum dan paling banyak digunakan di workshop dalam menerapkan
maintenance system. Sebenarnya masih ada yang lebih kompleks lagi mengenai
maintenance system apalagi apabila sudah berbicara workshop skala besar. Namun
apabila kita bisa memegang dan melaksanakan secara konsisten 3 jenis
maintenance tersebut itu sudah sangat membantu
dalam kinerja unit kita dan pasti akan mendapatkan Availability maupun OEE
yang sangat bagus. Satu lagi hal yang harus diperhatikan dalam maintenance unit
adalah system kerja mekanik dan inventory part yang bagus, Karena kedua hal
tersebut merupakan penunjang yang mutlak apabila kita ingin menjalankan
maintenance system yang excellent.
Yap sekian sharing ilmu mengenai maintenance
yang saya berikan, tema berikutnya saya akan mengulas masalah spare part serta
inventory part yang seharusnya dilakukan.
Keep reading :) .
Komentar
Posting Komentar